Indonesia Tantang Cina di Final Piala Thomas

Indonesia Tantang Cina di Final Piala Thomas
15 Mai 2010
KUALA LUMPUR (RP)- Tim Thomas Indonesia kembali berhasil menempati posisi elite. Setelah menunggu delapan tahun, mereka akhirnya mampu menembus final Piala Thomas.

Dalam semifinal edisi 2010 di Stadium Putra, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (14/5), Taufik Hidayat dkk menyingkirkan Jepang 3-1.

Pada final besok (16/5), Indonesia akan menghadapi juara bertahan Cina. Tim Negeri Bambu itu melaju ke final setelah mengalahkan tuan rumah Malaysia 3-0.

Taufik Hidayat yang tampil di partai pertama menjalankan tugas dengan baik. Peraih emas Olimpiade Athena 2004 itu menunjukkan permainan yang semakin mantap pada laga keempatnya tersebut. Dia menang telak 21-9, 21-14 atas tunggal pertama Jepang, Kenichi Tago.

“Saya berupaya maksimal dengan bermain lepas. Sebaliknya, lawan sering melakukan kesalahan sendiri,” kata Taufik soal kemenangan telaknya.

Tago menyatakan, kekalahan kemarin tak lepas dari kesalahan strategi di game pertama. Menurut dia, pada awal pertandingan dia bermain sangat hati-hati karena silau dengan nama besar Taufik. “Dengan strategi itu, dia (Taufik, red) semakin mudah menekan saya,” ujar Tago.

Pemain berusia 20 tahun itu lantas mengubah strategi pada game kedua dengan bermain lebih agresif. Menurut Tago, strategi tersebut memang cukup efektif karena dia mulai bisa menekan Taufik. “Tapi, tetap saja Taufik menjalani pertandingan dengan lebih baik,” tuturnya.

Sukses menembus final membuat pemain dan ofisial tim Indonesia sangat bangga. Sebab, kali terakhir prestasi tersebut dibukukan pada 2002 di Guangzhou. Bahkan, saat itu Indonesia menjadi juara setelah mengalahkan Malaysia 3-2.

“Secara keseluruhan, kami puas dengan hasil ini. Meski, kami menyayangkan permainan Simon yang terlalu tegang sehingga gagal menyumbangkan poin,” ucap Yacob

Rusdianto, manajer tim Thomas Indonesia.
Sementara itu juara bertahan Cinan menang telak 3-0 atas tuan rumah Malaysia. Pelatih Cina, Li Yong Bo, menyebutkan bahwa kemenangan timnya atas Malaysia tak lepas dari kematangan pemainnya. Dia menyebut, dukungan sekitar 16 ribu penonton di Stadium Putra memang memberikan pressure tersendiri. “Untung, pemain kami berpengalaman dan bisa menguasai lapangan,” terangnya.

Tunggal pertama Cina, Lin Dan, justru menyatakan bahwa pressure lebih dirasakan lawannya. Ketika menghadapi Lee Chong Wei pada partai pertama, pebulutangkis peringkat kedua dunia itu mengatakan bahwa Chong Wei tak bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya. “Mungkin, itu disebabkan tekanan penonton dan timnya,” ujarnya.

Tapi, Chong Wei yang kini menduduki peringkat pertama dunia membantahnya. Dia menjelaskan, kekalahannya kemarin tak lepas dari permainan cemerlang Lin Dan. “Dia selalu siap dari kondisi apa pun. Jadi, banyak strategi saya yang akhirnya sia-sia,” jelasnya.

Partai Chong Wei kontra Lin Dan kemarin menjadi pertandingan yang sangat ditunggu. Pertarungan dua pebulutangkis teratas itu memang cukup menghibur. Bahkan, pada akhir laga, Lin Dan memberikan hiburan tambahan kepada penonton. Setelah membuka kaus, Lin Dan memperagakan selebrasi bergaya jalan di bulan ala Michael Jackson. “Pada 2004, kami lolos ke final dan saya memeragakan gaya itu. Tadi saya kembali memeragakannya,” tutur Lin Dan sambil tersenyum.(ang/jpnn)

SUMBER:http://www.riaupos.com/berita.php?act=full&id=7218&kat=2

Leave a comment